Kekejaman tentara Nazi Jerman pada Perang Dunia II silam nampaknya masih membekas dan belum bisa dilupakan begitu saja oleh warga Yunani yang mengalami mimpi buruk selama mereka dalam invasi para tentara yang telah bersumpah setia kepada pimpinan mereka Adolf Hitler itu.
Warga yang bermukim di Kota Kalavryta, menuntut Pemerintah Jerman membayar ganti rugi. Menurut data, saat itu tentara Nazi membunuh setiap pria yang ada di Kalavryta. Setidaknya ada 498 pria yang dibunuh dalam tragedi itu. “Jerman harus mebayar ganti rugi atas penderitaan kami. Saya tidak akan pernah memaafkan mereka. Bagi saya, mereka semua iblis,” ujar seorang saksi mata Tragedi Kalavryta Giorgios Dimopoulos, seperti dikutip BBC, Senin (13/5).
Selain memori kelam itu, kemungkinan besar desakan agar Jerman membayar ganti rugi kembali mencuat setelah Yunani dilanda Krisis Euro. Sebagian warga Yunani menolak membayar dana talangan sebelum Pemerintah Jerman memberikan ganti rugi kekejaman Nazi.
Sebuah laporan menyebutkan, pendudukan Nazi di Yunani menyebabkan kerugian sebesar EUR162 miliar atau setara dengan Rp2.000 triliun (Rp12.641 per 1 Euro). Pemerintah Yunani kini mempertimbangkan untuk menuntut ganti rugi sebesar itu ke Jerman.
Dua hal yang dapat kita maknai dari berita ini adalah sebuah nafsu besar untuk memperoleh kekuatan dengan jalan kekerasan akan mengakibatkan dampak yang begitu besar dan begitu panjang. Selain itu, sikap tidak mau mengampuni dan memaafkan masa lalu hanya akan memelihara benih kebencian dan permusuhan tumbuh didalam hati kita sehingga hidup kita diliputi ketidaksejahteraan dan jauh dari sukacita Tuhan.